Social Icons

Pages

Sabtu, 20 September 2014

BERMULA DARI MUSHOLLA SEDERHANA

 

BERMULA DARI MUSHOLLA SEDERHANA 

Pondok Pesantren Tahfidhil Qur'an Sirojul 'Ulum Semanding Tertek Pare  Kediri    

 

AWALNYA BANGUNAN PESANTREN INI HANYA BERUPA MUSHOLLA YANG BERUKURAN KURANG LEBIH 7 X 7 METER. NAMUN SIAPA SANGKA DENGAN IZIN ALLAH,TERNYATA MUSOLLA SEDERHANA INI MENJELMA MENJADI PESANTREN TAHFIDHIL QUR’AN YANG MEMILIKI SANTRI  DARI BERBAGAI DAERAH DI SELURUH INDONESIA BAHKAN ADA YANG BERASAL DARI NEGERI JIRAN MALAYSIA.
        Sahut-sahutan suara bacaan al Qur’an mengiringi munculnya cahaya mentari pagi itu. Ditemani udara yang sejuk di kawasan Pare, Kediri, para santri Pondok Pesantren Tahfidhil Qur’an Sirojul Ulum berbaris dalam beberapa majlis untuk melancarkan hafalan Al Qur’an mereka. Di hadapan mereka, tampak seorang pembimbing yang sesekali mengarahkan bacaan mereka agar sesuai dengan tajwid dan makhorijul huruf dari ayat yang dibaca.Meski sudah bangun sebelum adzan subuh berkumandang, mereka tak terlihat sedang menahan kantuk. Justru suara mereka terdengar cukup lantang dan penuh semangat. Sehingga siapapun yang melewati jalan di depan pesantren akan mendengar lantunan ayat-ayat suci Al Qur’an.         
        Setelah proses pengajian itu selesai, para santri itu segera melanjutkan aktivitas mereka. Yaitu mandi, dan bersiap menuju sekolahnya masing-masing (RA Kusuma Mulai,MI Sirojul Ulum, MTs Sunan Ampel, dan MA Sunan Ampel, serta pengajian kitab bagi yang tidak sekolah formal). Kemudian dilanjutkan dengan sekolah diniyah (MAQSU) dimulai jam 13.30 – 16.00. 
              Riwayat Pesantren.  
           Jika dilihat dari aspek historis, berdirinya  Ponpes Tahfidhil Qur’an Sirojul Ulum ini bermula dari musholla kecil yang dimiliki oleh H.Abdul Wahhab. Beliau bukan seorang alim atau pandai dalam ilmu agama, namun beliau sangat mencintai alim ulama' dan mempunyai cita-cita yang tinggi untuk perkembangan ilmu agama. Untuk mewujudkan cita-citanya itu, beliau mencari seorang menantu yang dapat mengerti atau memahami ilmu agama dan mampu memimpin, mengurusi, serta mengisi musholla yang telah dibangunnya itu dengan ilmu-ilmunya.

  Akhirnya Allah SWT. Mengabulkan cita-cita H. Abdul Wahhab. Beliau mendapatkan seorang menantu yang diharapkan dapat mewujudkan cita- citanya. Menantu itu bernama Kiai Abdul Kohar yang dinikahkan dengan putri beliau yang bernama Nyai Juyyinah.  Namun cobaan yang dilalui H. Abdul Wahhab untuk mensyiarkan agama Allah begitu berat. Setelah Nyai Juyinah dikaruniai dua putra, Kiai Abdul Kohar meninggal dunia. Usaha H.  Abdul Wahab tidak berhenti sampai disitu. Nyai Juyyinah dinikahkan kembali dengan seorang yang diharapkan mampu memperjuangkan cita-cita beliau, dia adalah H. Sholihan. Namun bahtera kehidupan rumah tangga Nyai Juyyinah yang kedua ini tidak jauh beda dengan yang pertama. Setelah dikaruniai dua orang putera, Nyai Juyyinah harus menjanda yang kedua kalinya karena sang suami dipanggil oleh Allah untuk selama-lamanya.

  Karena Musholla masih belum ada yang mengisi, maka H. Abdul Wahab tidak putus asa dengan kejadian- kejadian yang telah lampau. Beliau menikahkan  Nyai Juyyinah untuk yang ketiga kalinya. Pada pernikahan yang ketiga kalinya ini Nyai Juyyinah mendapatkan jodoh seorang duda dengan dua anak, yaitu H. Usman. Cerita kehidupan Nyai Juyyinah ternyata tidak beda dengan rumah tangga yang telah dilaluinya. Setelah mendapatkan dua orang putra, beliau harus menjanda yang ketiga kalinya karena sang suami di panggil oleh Allah SWT.

  Dari ketiga pernikahan itu, yang meneruskan estafet perjuangan agama Islam di Semanding adalah keturunan dari H.Sholihin yang perkembangannya menjadi pondok pesantren sampai sekarang ini. Beliau mempunyai dua orang putri, yaitu Sulinah dan Sabi'um. Nyai Sulinah dinikahkan dengan KH. Abdullah Anshori yang kemudian dikenal sebagai Pendiri Pondok pesantren periode pertama sekitar tahun 1904. Dari pernikahan KH. Abdulloh Anshori dengan Nyai Sulinah yang kemudian mempunyai putri yang bernama Nyai Siti Asiyah (wafat tahun 2009) --dimakamkan di komplek pemakaman keluarga Pondok Pesantren Sirojul Ulum--. Nyai Siti Asiyah dinikahi oleh KH. Abdul Syukur yang dikemudian hari mempunyai beberapa putra dan putri, yang salah satunya bernama Nyai Muzdalifah istri dari Hadhrotus Syaikh KH. Muhsin Isman --Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidhil Qur'an Sirojul Ulum sekarang ini.
Perkembangan Pesantren.
Pada awal berdirinya, pondok pesantren ini berkonsentrasi pada pendalaman kitab-kitab salaf. Namun ketika kepemimpinan pondok pesantren dipegang oleh KH Muhsin Isman, terjadi penambahan materi pendidikan, yaitu program tahafudhul Qur'an yang menjadi bidang keahlian dari KH. Muhsin Isman. Program ini secara tidak langsung berpengaruh pada nama pesantren yang mendapat tambahan “TAHFIDHIL QUR'AN” yang menunjukkan bahwa pondok ini berkonsentrasi pada bidang menghafal al Qur'an, sehingga nama pondok yang dahulu Pondok Pesantren Sirojul 'Ulum berubah menjadi Pondok Pesantren Tahfidhil Qur'an Sirojul 'Ulum.
Penambahan materi ini dimulai sejak KH. Muhsin Isman menempati rumah baru yang terletak di samping rumah mertuanya. Dan juga atas usulan para Kiai sepuh diantaranya KH. Imam Thoha dari desa Sukorejo Plemahan Kediri sekitar tahun 1984, tujuannya untuk melestarikan al Qur'an dan mencetak para penghafal al Qur'an (huffadh) yang mempunyai wawasan keagamaan yang mumpuni dan sifat amanah dalam mengembangkan serta melestarikan al Qur'an di kalangan masyarakat. Perpindahan beliau ini diikuti oleh 14 santri putra dan putri. Semua tinggal dalam satu rumah dengan Kiai. Pada mulanya dengan nama dan program ini pondok pesantren terkhusus bagi santri yang menghafal al Qur'an, namun dikemudian hari nama tahfidhil Qur'an tidak hanya khusus bagi santri tahfidh saja, karena dalam perkembangannya pondok pesantren juga mendirikan madrasah diniyah salafiyah yang diberi nama Madrasatul Qur'an Sirojul 'Ulum atau lebih dikenal dengan istilah MAQSU. Sebelum berdiri madarasah tersebut, sebenarnya sudah ada pengajian kitab-kitab klasik/kitab kuning yang manggunakan sistem bandongan atau sorogan dikarenakan jumlah santri yang belum terlalu banyak.
          Dalam menyikapi perkembangan zaman serta atas usulan dari wali santri dan alumni agar santri pondok pesantren tidak hanya menguasai ilmu keagamaan saja, namun juga dituntut untuk bisa menguasai ilmu pengetahuan yang bersifat umum. Maka pada tahun 1989 didirikan Roudlotul Athfal (RA) Sirojul Ulum dan selanjutnya untuk melanjutkan jenjang pendidikan pada tahun 1991 didirikan Madrasah Ibtida'iyah (MI) Sirojul 'Ulum. Seiring dengan adanya berbagai lembaga yang telah berdiri dan belum ada wadah organisasi yang menyatukan, maka berdirilah Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Sunan Ampel pada tahun 1997 bersamaan dengan berdirinya Madrasah Tsanawiyah (MTs) Sunan Ampel yang telah berhasil meluluskan siswa pertamanya pada tahun 2000. Pada tahun yang sama didirikan Madarasah Aliyah (MA) Sunan Ampel guna untuk menampung siswa/siswi lulusan MTs, yang pada saat itu  hanya membuka jurusan ilmu pengetahuan sosial. Hingga saat ini Madrasal Aliyah telah membuka tiga jurusan yaitu ilmu pengetahuan alam (IPA), ilmu pengetahuan sosial (IPS) dan jurusan agama (Ag). Sedangkan jumlah santri Pondok Pesantren Tahfidhil Qur'an Sirojul 'Ulum hingga saat ini sekitar 500 santri, jumlah alumni putra sekitar 795, alumni putri sekitar 784 dan alumni huffadh sekitar 152 yang berasal dari  berbagai daerah di seluruh Indonesia bahkan ada yang berasal dari Negeri Jiran Malaysia.(Qonik Atuzzahrok, NPM 11.1.01.07.0125 P).

 By : indonesiaunp10a.blogspot.com

Daftar Peringkat Semester Genap TP 2013/2014

DAFTAR PERINGKAT SEMESTER GENAP 
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
MADRASAH ALIYAH (MA) SUNAN AMPEL
Semanding Tertek Pare Kediri 



1.      KELAS XI
A.    PROGRAM ILMU PENGETAHUAN ALAM
I. Jumlah Nilai     :
Nama               : Wulandari
Orang Tua        : Ratiman
Alamat             : Karang Anyar, Teluk Kayu Putih, VII Koto, Tebo, Jambi
II. Jumlah Nilai    :
Nama               : Tri Agustiningsih
Orang Tua        : Nurochim
Alamat             : Jln. Asparaga No. 27 Tegalsari, Tulungrejo, Pare, Kediri
III. Jumlah Nilai    : 1208
Nama               : Nila Ni’amila
Orang Tua        : Imam Anshori
Alamat             : Bulu Sari, Kebondalem, Bareng, Jombang 

B.     PROGRAM ILMU PENGETAHUAN ALAM
I. Jumlah Nilai    :
Nama               : Nofa Rahmawati
Orang Tua       : M. Rifa’i
Alamat             : Sumberagung, Krecek, Badas, Kediri
II. Jumlah Nilai    :
Nama               : Khusnu Thoharoh
Orang Tua       : Muh. Thoha
Alamat             : Sekoto, Badas, Kediri
III. Jumlah Nilai    : 1386
Nama               : Ulfatun Nashikah
Orang Tua        : M. Syaifuddin
Alamat             : Jl. Mojo Jombangan Santren, Tertek, Pare Kediri 

C.    PROGRAM ILMU KEAGAMAAN
I. Jumlah Nilai    : 1814
Nama               : Nur Rohmatus Sholikah
Orang Tua       : Sumarno
Alamat             : Dawuhan, Kawedusan, Plosoklaten, Kediri
II. Jumlah Nilai    : 1784
Nama               : Nizar Riza Umami
Orang Tua       : Sumali
Alamat             : Jl. Kentos. Sentul, Tiru Lor, Gurah, Kediri
III. Jumlah Nilai  :1760
Nama               : Ivva Lailatin Nisviyah
Orang Tua        : Ahmad Choiri
Alamat             : Murukan, Mojoagung, Jombang


2.      KELAS X
A.    X A
I. Jumlah Nilai    :
Nama               : Ngiizatus Sholihah
Orang Tua       : Mas’ud
Alamat             : Jl. Semeru No. 225 Tawang, Sumberbendo, Pare, Kediri
II.  Jumlah Nilai :
Nama               : Cicik Dwi Safitri
Orang Tua       : Mochamad Asta'in
Alamat             : Segodorejo, Segodorejo, Sumobito, Jombang
III. Jumlah Nilai    :
Nama               : Syarifa Kamalia Aini
Orang Tua       : M. Qomari Ismail
Alamat             : Jl. Masjid Wonoasri, Madiun

B.     X B
I. Jumlah Nilai    : 2556
Nama               : Laila Faridatul Husna
Orang Tua       : Budiono
Alamat             : Jl podang, Balong Jeruk, Kunjang, Kediri
II. Jumlah Nilai    : 2511
Nama               : Fika Fitri Machsudah
Orang Tua        : H. Slamet
Alamat             : Dempok, Grogol, Diwek, Jombang
III.  Jumlah Nilai : 2508
Nama               : Arini Himmatul Ulya
Orang Tua        : Chasan Rochmat
Alamat             : Payak Santren, Rejoagung, Ngoro, Jombang

C.    X C
I. Jumlah Nilai     : 2515
Nama               : Salma Kurnia
Orang Tua        : Sugiono
Alamat             : Mlancu, Kandangan, Kediri
II. Jumlah Nilai    : 2508
Nama               : Shara Habibah
Orang Tua        : Ghofari
Alamat             : Ploso Lor, Plosoklaten, Kediri
III. Jumlah Nilai    : 2498
Nama               : Wilda Arikatul Izza
Orang Tua       : Muhctar
Alamat             : Bulusari, Kebondalem, Bareng, Jombang


                                 Mengetahui 
                                 Kepala Madrasah Aliyah Sunan Ampel 



                                YUSRON AHMAD, S.Ud

Jumat, 19 September 2014

Foto Lulusan 2013/2014

GALERI FOTO 
LULUSAN 2013/2014
MADRASAH ALIYAH (MA) SUNAN AMPE 
Semanding Tertek Pare Kediri 


 Program Ilmu Keagamaan 

Lagi Seneng seneng

Program Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

 Studi Wali Songo

  Studi Wali Songo

Monas


Selasa, 16 September 2014

IN MEMORIAM “KH MUHSIN ISMAN AL-HAFIDH" Dan Pemberitahuaan Alumni


IN MEMORIAM “KH MUHSIN ISMAN AL-HAFIDH”

 

         

Selasa malam 2 September  2014  menjadi hari berduka bagi kita karena telah ditinggalkan oleh, guru besar kita  KH. Muhsin Isman, Al Hafidz, pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzil   Qur’an    Sirojul Ulum Semanding Tertek Pare Kediri Jawa Timur. "Wafatnya beliau merupakan kehilangan besar bagi kita, khususnya para santri, alumni dan juga warga besar nahdliyin  di Kabupaten Kediri, Kiprah beliau membesarkan NU dan menanamkan pentingnya pendidikan  kepada santri, menjadikan beliau sebagai sosok kiai yang sangat dekat dengan para santri  dan  disegani para tokoh agama dan pejabat” ujar H. Sulaiman Lubis

Kiai H. Muhsin mendirikan   Pondok  Pesantren Tahfidzil Quran Sirojul Ulum pada tahun 1986, KH. Muhsin benar-benar berangkat dari titik nol dalam membina Pondok Pesantrennya.walaupun tak ada promosi, satu demi satu santri mulai berdatangan. Prosesnya sungguh natural, tanpa rekayasa. Perkembangannya memang tidak bisa dibilang melesat cepat, tapi gerak itu pasti. Terus bergerak dan bergerak hingga kamar-kamar yang ada saat ini tidak mencukupi lagi untuk para santri dan hingga kini telah melahirkan para  hahfidzul qur’an dan  santri yang tersebar diberbagai penjuru  nusantara.

Beliau merupakan tokoh Kyai khos yang sederhana, istiqomah, dan alim yang bukan sekadar hafal Al qur’an. Beliau sekaligus menjadi teladan bagi para santri dan warga masyarakat untuk selalu membiasakan sholat  berjamaah, dan bekerja keras. Tidak jarang beliau mengajarkan keteladanan dengan mengajak  santri   melakukan suatu aktifitas langsung bersama beliau, beliau sangat memperhatikan para santrinya, baik santri kecil /kanak kanak maupun dewasa, sehinga semua santri merasakan kedekatan dengannya. KH Muhsin juga memberikan teladan untuk selalu memuliakan tamu, siapapun tamu itu, besar-kecil, tua-muda, kaya ataupun miskin, ke khosan beliau tampak dalam tanggung jawabnya atas beban tugas yang dibebankan semua dilakukan dengan kholison muhlison, Nyai Asiyah (ibu mertua beliau) pernah mengatakan kepada santri: “Muhsin itu dalam segala tindak tanduknya keseharian selalu perpedoman pada al Qur’an, bahkan pada hal-hal sederhanapun, pernah suatu ketika saat menjelang hari raya dimana ibu nyai mengeluh tidak memiliki sesuatu untuk lebaran (kesulitan ekonomi) beliau masuk ke kamar, dan beberapa saat kemudian ada saja orang yang memberkan beras, jajan dan lain lain.”

Kyai Muhsin  termasuk salah satu kiai yang selalu khidmad pada agama, ikhlas dan  ma’rifat, bahkan jiwa Kyai muhsin adalah Al Qur’an, Al Qur’an betul betul ada didadanya”  ujar kyai Nasir , kyai Muhsin  sudah tahu kalau saatnya  pulang ke rahmatulloh, hingga ia telah menetapkan  penggantinya” tambah Kyai Nasir. Pada salah satu pesan terakhir yang disampaikan  kepada H. Sulaiman Lubis, katanya, dirinya kedatangan tamu yang menyampaikan salam dari illahi robbi, dan hari Rabu nanti adalah saatnya untuk ikut pergi bersamanya.

Banyak pelajaran yang dapat diambil dari sosok KH Muhsin antara lain adalah sifat keikhlasan, kesabaran dan kelapangan jiwa. Sikap dan pembawaan beliau sabar, halus sekali.tidak pernah marah dan mengeluh, misalnya, beliau dapat menahan amarah ketika membangunkan santri untuk berjamaah subuh dan ditendang, kadang sering dikentuti, dan bahkan dilempari bantal oleh santri. K Muhsin senang membantu santri yang tidak mempunyai biaya hidup, hal itu dilakukan karena beliau juga pernah mengalami hal itu (tidak memiliki biaya) ketika nyantri di kajen yaitu dengan ikut ndalem sebagai khodim/ pembantu sang kyai

Dalam  mengelola pendidikan di Pesantren Tahfidzil Qur’an Sirojul ulum yang dipimpinnya  beliau  tetap mempertahankan nilai-nilai salafi, namun begitu beliau juga memiliki pandangan yang  terbuka pada perkembangan pendidikan yaitu dengan mendirikan pendidikan formal mulai  RA. MI, MTs., dan MA, hal itu dikarenakan basic pendidikan beliau yang salafi dan juga pernah mengenyam pendidikan sampai PT meskipun tidak selesai. pada akhir hayat beliau di tengah aktifitas yang padat sebagai ketua dewan syuriah PKB, beliau selalu terlihat bersemangat, gigih dan tidak menampakan sakit atau kelelahan, dimana beberapa hari sebelum wafat beliau juga masih mengikuti muktamar PKB di Surabaya

Bagaimanapun beliau manusia biasa yang harus merasakan kematian. Selasa malam 02 September 2014 M bertepatan dengan  7 Dzul qo’dah 1435 H, menjadi awal berkabung panjang bagi kita semua.  Malam itu, saat para santri syawir, tiba –tiba hujan tangis menyeruak di seluruh sudut asrama Pesantren Tahfidzil Qur’an sirojul Ulum. Setelah beberapa saat sebelumnya hadrotussyeh sempat dirawat di rumah sakit HPA  Tulungrejo, beliau menghembuskan nafas terakhir. Inna lillahi wa inna lillahi raji’un.




Selamat jalan Abah, semoga engkau bahagia berada di tempat yang mulia disisi-NYA

Kami akan meneladani sifat-sifat muliamu , kami akan terus melanjutkan perjuanganmu, insya Alloh





Kepada
Yth. Keluarga Alumni Santri

Pondok Pesantren Sirojul Ulum Semanding Tertek Pare Kediri.

                             Di tempat 

Assalamu’alaikum war. wab

Pengurus Alumni santri Pondok Pesantren Tahfidzil Qur’an Sirojul Ulum semanding Tertek Pare Kediri dalam musyawarah bersama pada hari selasa 9 September 2014 di Pondok Pesantren Tahfidzil Qur’an Sirojul Ulum, memutuskan bahwa: Sehubungan dengan akan digelarnya acara kirim doa 100 hari Almaghfurlah KH Muhsin Isman Al Hafidz, maka ikatan alumni santri akan membantu/ menyumbang 1 ekor sapi seharga kurang lebih Rp 19,000.000,00,- guna penyelenggaraan acara tersebut.

Berhubungan dengan hal tersebut pengurus alumni memohon dengan hormat atas keihlasan Bapak/ Ibu/ saudara dan teman-teman alumni santri Pondok Pesantren Sirojul Ulum Semanding Tertek Pare Kediri untuk membantu dengan ikut berpartisipasi merealisasikan rencana tersebut dengan mensedekahkan uang Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) atau lebih

Hal ini dilaksanakan dengan tujuan sebagai bentuk ta’dziman seorang santri  terhadap  guru kita Almaghfurlah KH Muhsin Isman yang telah banyak membimbing, mendidik dan memberikan ilmunya kepada kita, sebagaimana kita sadari bahwa kita belum sempat memberikan balasan sebagai wujud terima kasih kepada beliau

Dana bantuan dapat dikim  ke kordinator daerah masing masing atau ke:
  1. Khobir Hasbulloh di kantor YPI. Sunan Ampel Semanding  (mewakili pengurus Alumni) 
  2. Bapak Abudin Al Hafidz, Semanding Tertek Pare
  3. Transfer pengurus Alumni (Ismail)   : rekening BRI, No. rek:  0555-01-001547-53-5. atas nama ISMAIL .
Semoga apa yang  kita lakukan mendapatkan pertolongan dan  ridho dari Alloh SWT yang dapat menjadikan manfaat serta barokah untuk kehidupan kita semua, amin

Assalamu’alaikum war. wab


Kediri, 09 September  2014 
Pengurus Alumni Pusat
Ketua




HAFIDHON


Contact Person

Hafidon  : 085790756015

Ismail     : 085859886199

M Fatkhul Munir : 085855598442
 
 

 
Blogger Templates